Kisah Perjuangan Cewek yang Sukses Menjadi Pramugari di Maskapai Penerbangan Terbesar Indonesia

Pramugari adalah pekerjaan yang dianggap mewah dan memiliki gengsi tinggi.
Namun, menjadi seorang pramugari tuh enggak mudah lho.
Inda Pebrina (28) membagikan ceritanya pada Cewekbanget.id mengenai perjuangannya untuk menjadi pramugari di salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Yuk kita simak kisahnya!


Inda bercita-jadi jadi pramugari sejak duduk di bangku SMA.
“Aku pengin pekerjaan yang bisa jalan-jalan gratis tapi dibayar. Pokoknya aku mau keluar dari kampungku,” ujar Inda sambil tertawa.

Begitu lulus SMA, Inda memutuskan untuk langsung masuk ke sekolah pramugari untuk mengejar cita-citanya.
Tapi keputusan ini enggak mudah, sebab impian Inda sempat diremehkan oleh orang-orang di sekitarnya.
“Aku dipaksa sama teman-teman untuk daftar kuliah, tapi aku enggak mau. Lalu mereka mempertanyakan, memang aku maunya jadi apa sih.
Dari keluarga, teman, sampai tetangga, banyak yang meremehkan sampai aku merasa down.
Soalnya aku enggak cantik, enggak pintar, tinggi juga standar 161 cm. Minimalnya kan 160 cm, jadi ngepas banget.
Aku juga bukan anak siapa-siapa, aku datang dari keluarga sederhana.
Di kampungku tuh menganggap kalau pekerjaan pramugari tuh ‘wah’ banget, sehingga aku enggak mungkin bisa,” cerita cewek asal Palembang ini.

Setelah menjalani sekolah pramugari CAT (Crew of Aviation Training) di Palembang, Inda mulai mencoba melamar ke berbagai maskapai penerbangan di Indonesia.
“Aku nyoba ke Lion, Sriwijaya, Batavia, Air Asia, pokoknya hampir semua airline aku coba deh. Tapi enggak ada yang lolos.”

Di saat itu, Inda berpikir untuk menyerah.
Dia pun melanjutkan kuliahnya atas saran dari orangtua.
Namun, Inda merasa enggak puas sebab masih pengin mengejar mimpinya untuk jadi pramugari.  
Akhirnya kesempatan datang lagi pada 2008.
“Ada pendaftaran untuk jadi pramugari di Garuda Indonesia untuk perjalanan naik haji. Akhirnya aku ikut dan berhasil lolos.
Di perjalanan haji ini, fungsi kita kebanyakan untuk menjembatani bahasa.
Karena kan kebanyakan orang yang naik haji itu lanjut usia (lansia), sehingga mereka enggak mengerti bahasa Indonesia. Harus dijelaskan dengan bahasa daerah," ujarnya.
Inda memutuskan untuk berhenti kuliah dan fokus pada profesinya sebagai pramugari.

Saat itu, Inda berusia 19 tahun. Dia adalah pramugari termuda di sana.
Kemudian pada 2009, Inda ditawarkan untuk menjadi pramugari untuk penerbangan reguler.
Setelah melalui berbagai macam tes, mulai dari tes performance, psikotes, pengetahuan umum, wawancara, tes kesehatan, dan banyak lagi, Inda akhirnya berhasil menjadi pramugari reguler di 2010.

Comments

Popular posts from this blog

Pekerjaan Seorang Staff Bandara

Sejarah Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang